Добавил:
Upload Опубликованный материал нарушает ваши авторские права? Сообщите нам.
Вуз: Предмет: Файл:
Ushul Tafsir.docx
Скачиваний:
0
Добавлен:
01.07.2025
Размер:
27.33 Кб
Скачать

PERBAIKAN MAKALAH USHUL TAFSIR

SYARAT-SYARAT MUFASSIR

MATA KULIAH : USHUL TAFSIR WA QAWA’IDHU

OLEH :

KELOMPOK 5

AZAN SYAHRER

BUDI RAMADHAN RITONGA

DOSEN PENGAMPU :

H. FIKRI MAHMUD, Lc. MA.

BAB I

PENDAHUAN

  1. Latar Belakang

Tafsir adalah Ilmu yang membahas maksud Allah ta‘ala sesuai dengan kadar kemampuan manusiawi yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan pemahaman dan penjelasan makna.1 Mufassir adalah orang yang memiliki kapabilitas sempurna yang dengannya ia mengetahui maksud Allah ta‘ala dalam Al-Quran sesuai dengan kemampuannya. Ia melatih dirinya di atas manhaj para mufassir dengan mengetahui banyak pendapat mengenai tafsir Kitabullah. Selain itu, ia menerapkan tafsir tersebut baik dengan mengajarkannya atau menuliskannya.2

Untuk menafsirkan al-Qur’an bukan hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja, dengan kata lain yang dapat menafsirkan al-Qur’an harus memenuhi kriteria mufassir yang akan di bahas di dalam makalah ini. Orang yang menafsirkan al-Qur’an haruslah telitui dan juga berhati-hati. Maka dari itu kami sebagai kelompok yang dipercayakan untuk membahas tentang kriteria tentang mufassir atau orang yang berhak untuk menafsirkan al-Qur’an akan membahas beberapa kriteria seseorang yang dapat menafsirkan al-Qur’an.

  1. Rumusan Masalah

  1. Apa saja syarat seseorang yang dapat menafsirkan al-Qu’an?

  2. Apakah mufassir wajib menguasai semua ilmu?

  3. Bagaimana sikap kita terhadap tafsir-tafsir yang dibuat melalui ijtihad?

  1. Tujaun Pembahasan

  1. Untuk mengetahu syarat-syarat seseorang yang berwenang untuk menafsirkan al-Qur’an.

  2. Untuk mengetahui apakah semua mufassir itu wajib menguasai semua ilmu.

  3. Untuk mengetahui bagaimana seharusnya sikap kita terhadap tafsir-tafsir yang dibuat melalui ijtihad serta mengambil kesimpulan terhadapnya.

BAB II

Pembahasan

  1. Syarat-Syarat Mufassir

Seperti yang disebutkan dalam pendahuluan di atas bahwa tidak semua orang dapat menafsirkan al-Qur’an, maka dari itu kami akan membahasnya dengan detail. Para ulama di bidang ini membagikan syarat menjadi mufassir menjadi dua bahagia, yang pertama yakni aspek pengetahuan dan juga aspek kepribadian. Aspek pengetahuan berguna untuk menghindari kesalahan dalam memahami ayat al-Qur’an, sedangkan aspek kepribadian agar mufassir tidak memahami ayat dengan hawa nafsu serta keinginannya sendiri.

Dewasa ini, metode ijtihad para ulama telah berubah. Yang pada awalnya para ulama tafsir berijtihad dengan sendiri-sendiri (mujtahid mufrad). Hal ini, tidak menjadi mustahil karena pada masa dahulu ilmu-ilmu yang berkembang pada masa dahulu masih terbatas. Sehingga, dimungkinkan bahwa seluruh ilmu-ilmu yang ada pada masa itu dapat dihimpun dalam diri seseorang.

Akan tetapi, pada masa sekarang yang mana ilmu pengetahuan telah berkembang sedemikian pesat. Maka, mustahil untuk menghimpun semua ilmu yang ada sekarang ini dalam diri seseorang. Maka, hal ini juga berpengaruh terhadap metode penafsiran. Terlebih lagi, telah terorganisirnya berbagai lembaga-lembaga keilmuan. Sehingga, para ulama bersepakat untuk berijma` dalam menafsirkan ayat-ayat Al Quran. Terlebih lagi ayat-ayat kauniyah yang membutuhkan para ahli ilmu alam dalam menafsirkannya. Maka, para mufassir yang berijma’ tersebut disebut dengan mufassir jama’i.

Maka, dibawah ini adalah syarat-syarat bagi mufassir mufrad dan mufassir jama’i.

Соседние файлы в предмете [НЕСОРТИРОВАННОЕ]