Добавил:
Upload Опубликованный материал нарушает ваши авторские права? Сообщите нам.
Вуз: Предмет: Файл:
laporan pj geologi A.docx
Скачиваний:
0
Добавлен:
01.07.2025
Размер:
603.09 Кб
Скачать
    1. Interaksi Komponen penginderaan Jauh

Untuk memperoleh data penginderaan jauh, maka di dalam perekaman objek muka bumi diperlukan adanya wahana (platform), tenaga alami atau buatan, objek yang direkam dan alat perekam (sensor) serta detektor untuk mendeteksi. Tenaga yang memancar dari matahari ataupun pulsa radar akan memantul maupun memancar dan direkam oleh alat (sensor). Pada sensor terdapat sebuah detektor yang ada didalam alat yang dipasang pada wahana (pesawat,balon udara, satelit, dll). Adapun komponen-komponen penginderaan jauh akan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Interaksi Antara komponen penginderaan jauh dengan atmosfer (Wikipedia.co.id)

Atas dasar cara perolehan data penginderaan jauh dalam sistem perekamannya, maka penginderaan jauh diklasifikasikan menjadi 2 sistem yakni :

  1. Sistem fotografik

Merekam obyek melalui proses kimiawi, sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit). Pada sistem fotografik ini perekamannya berdasarkan pada tenaga matahari , Semakin banyak cahaya yang dipantulkan oleh objek permukaan bumi maka senyawa kimia perak halid pada pembakaran film semakin besar dan menghasilkan foto yang memiliki rona cerah, namun jika cahaya yang dipantulkan sedikit maka pembakaran film akan kecil dan hasil foto atau gambar akan lebih gelap. Foto yang memiliki rona agak gelap merupakan hasil foto yang bagus.

  1. Sistem non fotografik

Sistem non fotografik yaitu suatu sistem yang menggunakan tenaga elektromagnetik alami maupun buatan, pada sistem ini perekaman objek menggunakan sensor elektrik (scanner) dengan detektornya pita magnetik. Di dalam perekamannya, pancaran tenaga dari objek di permukaan bumi memancarkan radiasi dengan panjang gelombang sekitar 9,6 , sehingga harus menggunakan detektor yang dapat mengukur panjang gelombang tersebut, detektornya berupa pita magnetik, sedangkan alat sensornya berupa scanner (penyiam). Kemudian hasil perekaman dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer, yang hasilnya berupa citra.

2.4 Sistem Penginderaan Jauh

  1. Wahana dan Sensor (alat)

Oleh karena perekaman objek dilakukan di angkasa maupun di luar angkasa maka diperlukan wahana yang mampu menyimpan alat perekam. Wahana juga harus memiliki kemampuan pada ketinggian yang berbeda guna mendapatkan hasil citra ataupun gambar yang baik. Adapun wahana yang digunakan di dalam penginderaan jauh adalah : Balon Udara, Pesawat terbang, satelit, pesawat ulang alik, roket dan lain-lain.

Sedangkan alat perekam atau sensor adalah suatu alat yang mampu merekam semua pantulan dari semua objek dipermukaan bumi, dimana alat perekam ini akan disimpan di dalam wahana. Alat perekam harus memiliki suatu detektor yang baik yang mampu menangkap panjang gelombang yang dipancarkan atau dipantulkan objek. Adapun sensor sistem penginderaan jauh dibedakan atas dua macam, yakni:

  1. Sensor Fotografik

Sensor fotografik adalah alat perekam yang digunakan didalam sistem fotografik dimana alatnya berupa kamera yang menggunakan detektor berupa film untuk menangkap cahaya pantulan dan pancaran dan objek dipermukaan bumi.

  1. Sensor non fotografik (elektrik)

Sedangkan sensor non fotografik adalah alat perekam yang digunakan di dalam sistem non fotografik berupa scanner (penyiam) dengan detektor berupa pita magnetik, dimana detektonya harus memiliki kemampuan untuk menangkap panjang gelombang tertentu.

  1. Fisika Penginderaan Jauh

Data yang diperoleh dari penginderaan jauh yang sudah disiam perlu dianalisis kembali untuk menjadi informasi yang diperlukan. Hal ini didapatkan karena adanya interaksi antara objek dengan radiasi elektromagnetik yang bersumber dari tenaga matahari. Tenaga radiasi yang memancarkan tenaga dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang bergerak deengan kecepatan simultan (c ) , sedangkan jarak antar puncak gelombang ( ) dan kecepatan gelombang persatuan unit/waktu (f). gelombang elektromagnetik memancar secara tetap maka suhu permukaan matahari sekitar 6000 K dan semua material permukaan bumi diatas 0 K. dengan mengetahui suhu permukaan matahari maka puncak gelombang dapat diketahui dengan rumus:

Keterangan :

= Panjang Gelombang maksimum

A = konstanta ( 2898 / K )

T = Suhu K

Dengan suhu sebesar 6000 K, dengan menggunakan rumus diatas maka puncak radiasi matahari pada siang hari adalah sebesar 0,48 , sehingga pada siang hari manusia dapat melihat dikarenakan itensitas cahaya ataupun panjang gelombang puncak radiasi mampu ditangkap mata manusia yang mempunyai kepekaan panjang gelombang 0,4 – 0,7 . Sedangkan pada malam hari manusia tidak mampu melihat karena tenaga pada malam hari hanya sebesar 300 K, panas tersebut merupakan tenaga termal yang didapatkan dari dalam bumi, dimana bumi hanya mampu menangkap / menyimpan suhu sebesar 300 K. sehingga jika dihitung dengan menggunakan rumus untuk mencari puncak radiasi, hasil yang didapat adalah 9,6 , dimana itensitas panjang gelombang tersebut tidak dapat ditangkap oleh mata manusia.

  1. Spektrum Elektromagnetik

Tenaga elektromagnetik merupakan suatu berkas sinar dengan spektrum yang luas, karena luasnya tenaga elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang, maka berbagai panjang gelombang tersebut diklasifikasikan menjadi spektrum. Klasifikasi tenaga tersebut diantaranya : spektrum kosmik, Gamma, X, Ultraviolet, Tampak, Infra Merah, Termal, Gelombang Radio dan Gelombang Mikro. Spektrum elektromagnetik tidak seluruhnya masuk kepermukaan bumi seperti spektrum kosmik, spektrum gamma dan spektrum X, hal ini dikarenakan cahaya ini tidak mampu menembus celah – celah atmosfer yang disebut jendela atmosfer yang berfungsi untuk memantulkan, menghamburkan dan menyerap spektrum elektromagnetik.

  1. Hambatan dari Atmosfer

Material-material yang melayang dan tersebar di atmosfer berfungsi untuk menghambat, menghamburkan, menyerap dan memantulkan tenaga dari sinar matahari. Adapun hamburan ini diklasifikasikan menjadi 3 macam sesuai dengan ciri dan fungsinya, yakni :

  1. Hamburan Rayleigh

Hamburan ini berada dilapisan troposfer paling atas dan diisi oleh material – material ringan seperti Nitrogen, oksigen hidrogen dan ozon. Ukuran partikel pada lapisan ini juga sangat kecil dan lebih kecil dari ukuran sinar tampak, sehingga lapisan ini mampu meloloskan sinar tampak dengan mudahnya, dan warna dari langit dengan hamburan ini ialah kebiruan, dan sangat tidak memungkinkan terjadinya hujan karena tidak terdapat inti kondensasi di lapisan ini.

  1. Hamburan Mie

Hamburan ini berada dilapisan menengah troposfer , dan diisi oleh material-material yang ukurannya hampir sama dengan spektrum tampak, hamburan ini terdiri dari debu, kabut asap dan sebagainya dan berwarna putih dan memungkinkan terjadinya hujan gerimis dikarenakan inti kondensasi yang tidak begitu berat.

  1. Hamburan non selektif

Hamburan ini berdiameter besar , dan terdiri dari debu, asap, uap air, CO3 dan sebagainya. Pada lapisan ini juga langit berwarna gelap dikarenakan inti kondensasinya yang cukup berat sehingga memungkinkan terjadinya hujan lebat. Lapisan ini juga mampu mendesak partikel-partikel ringan dan membuat material-material O, O2, H, N dan O3 berikatan dengan C akibat pembakaran di bumi, sehingga membuat jendela atmosfer semakin melebar dan membuat bumi menjadi semakin panas.

Соседние файлы в предмете [НЕСОРТИРОВАННОЕ]