Добавил:
Upload Опубликованный материал нарушает ваши авторские права? Сообщите нам.
Вуз: Предмет: Файл:
laporan pj geologi A.docx
Скачиваний:
0
Добавлен:
01.07.2025
Размер:
603.09 Кб
Скачать
  1. Lokasi dan Waktu Praktikum

  1. Lokasi

Lokasi kajian berada di Desa Pasir Baru, Desa Citepus, dan Desa Cibuntu, Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Kajian berada pada koordinat 06o 56’ 29,93” LS – 07o 1’15,66” LS dan106o 28’ 42,08” BT – 106o 36’ 22,66”BT

  1. Waktu praktikum

Praktikum lapangan penginderaan jauh ini dilaksanakan pada hari jum’at 12 Desember 2014 sampai dengan hari minggu 14 Desember 2014. Keberangkartan dialokasikan pada hari jum’at dan praktikum lapangan baru dimulai pada hari sabtu dan waktu kepulangan ke Bandung pada hari Minggu.

BAB II

Tinjauan pustaka

    1. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh sering disingkat PJ atau inderaja adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain ( wikipedia.org).

  Adapun penginderaan jauh menurut beberapa ahli adalah :

  1. Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian. (Avery)

  2. Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji. (American Society of Photogrammetry )

  3. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji. (Lillesand dan Kiefer)

  4. Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area dan gejala tersebut. (Welson Dan Bufon).

Dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknik untuk menganalisis permukaan bumi dengan menggunakan alat atau sensor yang tidak terjadi kontak dengan objek kajian yakni permukaan bumi.

Di dalam penginderaan jauh dikenal istilah citra dan interpretasi peta. Citra merupakan hasil dari penginderaan jauh, data berupa citra ini dapat diproses secara visual maupun digital, dan menurunkan peta-peta tematik yang bermanfaat dalam analisis sumberdaya wilayah, bencana, serta dalam manajemen fasilitas kota. Sedangkan interpretasi peta merupakan suatu kegiatan untuk mengkaji gambaran objek permukaan bumi yang telah direkam.

    1. Dasar-Dasar Fisika Penginderaan Jauh

  1. Sistem Tenaga

Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud adalah radiasi matahari, tetapi jika perekaman tersebut dilakukan pada malam hari, maka tidak ada radiasi matahari dan harus menggunakan tenaga buatan yang dikenal dengan tenaga pulsa. Dibawah ini akan dijelaskan sistem tenaga yang digunakan untuk memeroleh data, adapun tenaga tersebut dibagi menjadi 2 jenis tenaga yakni :

  1. Sumber Tenaga Alam (Matahari)

Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga radiasi matahari sebagai sumber tenaga dikenal dengan sistem pasif. Penginderaan jauh menggunakan sistem pasif yang menggunakan tenaga matahari dengan cara perekaman tenaga pantulan maupun pancaran yaitu sistem fotografik, termal, gelombang mikro, dan satelit.

  1. Sumber Tenaga Buatan

Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan sebagai sumber tenaga dikenal dengan sistem aktif. Hal ini didasarkan bahwa perekaman objek pada malam hari memerlukan tenaga lain selain tenaga matahari yang tidak ada. Proses perekaman tersebut terjadi karena adanya pantulan dari cahaya yang dipancarkan oleh tenaga pulsa pada pesawat berkecepatan tinggi. Perekaman dengan menggunakan tenaga buatan ini harus dilakukan dengan cara miring atau kesamping, hal ini dikarenakan jika pengambilan gambar dilakukan tegak lurus maka pantulan gambar objek tidak akan telihat karena terlalu terang akibat pantulan yang dikembalikan sebesar 100%. Namun jika dilakukan secara miring atau ke samping, maka rona ataupun hasil data akan tampak gelap dikarenakan cahaya yang dipancarkan tidak dipantulkan kembali sebanyak 100%.Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

  1. Waktu penyinaran

Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.

  1. Bentuk permukaan bumi

Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.

  1. Keadaan cuaca

Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.

  1. Jendela Atmosfir

Energi yang dipancarkan dalam bentuk tenaga elektromagnetik hanya sebagian kecil yang masuk ke permukaan bumi dan sebagian besar tenaga elektromagnetik akan dihamburkan, dipantulkan dan diserap oleh atmosfir. Energi yang dapat mencapai permukaan bumi merupakan energi yang mampu menembus celah-celah atmosfir yang dikenal dengan Jendela Atmosfir. Jendela atmosfer terbentuk karena atmosfir kimia yang terdiri dari unsur-unsur kimia yang berfungsi untuk menyerap, menghamburkan dan memantulkan gelombang elektromagnetik, adapun unsur-unsur kimia tersebut adalah O,O2,O3, N dan H. Namun jika unsur-unsur kimia tersebut berikatan dengan senyawa C, Ca,S yang nantinya akan menjadi CO, CO2, CaCO3, SO2, NO3, NO2, H2O dan senyawa lain yang nantinya akan memberikan dampak perluasan jendela atmosfir. Hal ini akan sangat memungkinkan cahaya yang berbahaya dapat masuk ke permukaan bumi karena senyawa-senyawa yang seharusnya berfungsi untuk menyerap dan memantulkan cahaya tersebut berikatan dengan senyawa lain yang mana senyawa-senyawa tersebut akibat kegiatan-kegiatan manusia di permukaan bumi.

Соседние файлы в предмете [НЕСОРТИРОВАННОЕ]